Namun pada akhirnya pihak hotel menawarkan perpanjangan check in, karena wisman tersebut meminta berpikir dulu. Kemudian wisman Ukraina itu pindah ke hotel lain untuk melakukan karantina mandiri.
Hariyadi menambahkan, selain tes PCR dan tempat karantina, tamu yang sedang menjalani karantina di hotel dilarang memesan makanan dari luar, hingga mengubah waktu karantina yang semestinya. Sehingga pihaknya sempat diprotes, karena biayanya menjadi membengkak.
"Kami mohon kerja samanya. Ayo kita sama-sama punya kepentingan, supaya citra Indonesia baik. Kalau memang aturannya adalah itu, ya kami harus fokus," tuturnya.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno pun ikut angkat bicara. Menurutnya, kasus yang dialami oleh wisman asal Ukraina itu bukan hanya sekadar miss komunikasi. Akan tetapi dirinya juga khawatir ada oknum yang memanfaatkan situasi.
Sandiaga menegaskan, agar pihak hotel di manapun menjaga nama baik Indonesia, apalagi di mata wisman. Di mana Indonesia saat ini tengah masa pemulihan dalam kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatifnya karena terhantam oleh pandemi.
"Apa yang dialami jangan disederhanakan, sebagai sebuah miskomunikasi," pungkasnya. (TYO)