"Dibanding masa Covid-19 kemarin, baru sekitar 70-80% back to normal. Masih perlu berjuang lebih banyak lagi agar bisa selain mempertahankan juga meningkatkan hal-hal yang sudah kita capai," kata Heben di Jakarta, Rabu (5/6).
Dia berharap agar peningkatan indeks pariwisata Indonesia tidak tersentralisasi di satu destinasi, tapi menyebar ke berbagai tempat di Indonesia. Heben menilai, penyebaran destinasi unggulan masih perlu dikembangkan lagi.
"Tidak hanya Jawa, Bali, NTT, tapi juga Sumatera dengan Toba-nya, Sulawesi, dan kalau kita tahu IKN pindah ke Kalimantan, ya seyogyanya Kalimantan dipacu untuk bisa memiliki pariwisata yang berkualitas," ungkap Heben.
Heben berpendapat, Kalimantan merupakan wilayah yang cukup potensial mengingat saat ini isu global warming menjadi fokus banyak negara dunia. Menurutnya, Kalimantan dengan hutan dan alamnya bisa menjadi destinasi wisata edukasi bagi dunia.
"Kunjungan ke Kalimantan bisa mengingatkan lagi pentingnya hutan, kearifan masyarakat setempat mengelola hutan. Itu menjadi nilai dari perjalanan wisata itu sendiri. Bukan hanya wisata murah, tapi lebih ke wisata berkualitas yang memberikan dampak lebih baik," pungkasnya.
(FAY)