IDXChannel - Aktivitas kegiatan pariwisata Tanah Air terus tumbuh pasca pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu. Saat ini, indeks pariwisata Indonesia naik ke peringkat 6 untuk Asia Pasifik dan posisi 2 di wilayah ASEAN.
Menanggapi capaian itu, Kabid Inbound dan Domestic DPP Asosiasi Travel Indonesia (Astindo), Heben Ezer mengapresiasi langkah pemerintah yang telah banyak melakukan berbagai upaya untuk meraih prestasi tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, pada April 2024, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia mencapai 1,07 juta kunjungan, naik 2,41% dibanding Maret 2024 dan naik 23,23% dibanding April 2023.
Namun menurutnya, masih ada cukup banyak pekerjaan rumah (PR), mengingat kinerja sektor tour and travel jika dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19 baru bangkit sekitar 70-80% saja.
"Dibanding masa Covid-19 kemarin, baru sekitar 70-80% back to normal. Masih perlu berjuang lebih banyak lagi agar bisa selain mempertahankan juga meningkatkan hal-hal yang sudah kita capai," kata Heben di Jakarta, Rabu (5/6).
Dia berharap agar peningkatan indeks pariwisata Indonesia tidak tersentralisasi di satu destinasi, tapi menyebar ke berbagai tempat di Indonesia. Heben menilai, penyebaran destinasi unggulan masih perlu dikembangkan lagi.
"Tidak hanya Jawa, Bali, NTT, tapi juga Sumatera dengan Toba-nya, Sulawesi, dan kalau kita tahu IKN pindah ke Kalimantan, ya seyogyanya Kalimantan dipacu untuk bisa memiliki pariwisata yang berkualitas," ungkap Heben.
Heben berpendapat, Kalimantan merupakan wilayah yang cukup potensial mengingat saat ini isu global warming menjadi fokus banyak negara dunia. Menurutnya, Kalimantan dengan hutan dan alamnya bisa menjadi destinasi wisata edukasi bagi dunia.
"Kunjungan ke Kalimantan bisa mengingatkan lagi pentingnya hutan, kearifan masyarakat setempat mengelola hutan. Itu menjadi nilai dari perjalanan wisata itu sendiri. Bukan hanya wisata murah, tapi lebih ke wisata berkualitas yang memberikan dampak lebih baik," pungkasnya.
(FAY)