IDXChannel - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggelontorkan stimulus USD1,9 triliun atau setara Rp27 ribu triliun lebih, salah satu tujuannya agar dapat mengurangi pengangguran di AS.
Namun, Pengusaha Amerika Serikat (AS) terpantau mempekerjakan lebih sedikit pekerja dari yang diharapkan pada bulan lalu. Lapangan kerja belum terbuka lebar, meski pemerintahan Biden sudah meluncurkan paket stimulus besar dengan mengirimkan dana USD1.400 ke sebagian besar orang Amerika.
Hanya 266.000 pekerjaan yang bertambah pada bulan April dan tingkat pengangguran naik hingga 6,1 persen, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Diterangkan terjadi peningkatan perekrutan tenaga kerja pada sektor bisnis rekreasi dan perhotelan diimbangi dengan jumlah kurir yang menurun.
Secara keseluruhan, 9,8 juta orang tetap menganggur. Pada Februari 2020, sebelum lockdown memaksa jutaan orang menjadi pengangguran, terdapat 5,7 juta orang tidak lagi bekerja. Selanjutnya di bulan Maret, pemerintahan Biden mendorong melalui paket stimulus senilai USD1,9 Triliun.
Angka sektor ketenagakerjaan terbaru jauh di bawah harapan para ekonom, yang telah memprediksi bahwa bakal ada 900.000 hingga 2 juta pekerjaan baru. Hal itu melampaui di bulan Maret yang angkanya mencapai 770.000 lapangan kerja tersedia yang dianggap sebagai sinyal bahwa pemulihan ekonomi Amerika semakin cepat.