sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

ADB: Perekonomian Asia–Pasifik Diproyeksikan Tumbuh 4,9 Persen pada 2024

Economics editor Dian Kusumo Hapsari
12/04/2024 08:31 WIB
Perekonomian negara-negara berkembang di kawasan Asia dan Pasifik pada 2024 ini diperkirakan tumbuh rata-rata 4,9 persen
ADB: Perekonomian Asia–Pasifik Diproyeksikan Tumbuh 4,9 Persen pada 2024. (Foto: MNC Media)
ADB: Perekonomian Asia–Pasifik Diproyeksikan Tumbuh 4,9 Persen pada 2024. (Foto: MNC Media)

Namun, laporan itu juga mengingatkan para pembuat kebijakan agar tetap waspada karena masih ada sejumlah potensi risiko, antara lain gangguan rantai pasokan, ketidakpastian kebijakan moneter Amerika, efek cuaca ekstrem, dan berlanjutnya pelemahan pasar properti di China.

Inflasi di kawasan Asia dan Pasifik yang sedang berkembang diperkirakan akan melambat menjadi 3,2 persen tahun ini dan 3,0 persen pada tahun depan, seiring berkurangnya tekanan harga global dan masih cukup ketatnya kebijakan moneter di banyak negara. Selain China, inflasi di kawasan ini masih lebih tinggi dibandingkan sebelum meluasnya pandemi Covid-19.

Laporan ADB juga menunjukkan bahwa harga beras turut berkontribusi pada tingginya inflasi harga pangan, terutama bagi perekonomian yang bergantung pada impor. Harga beras kemungkinan akan tetap tinggi tahun ini karena beberapa faktor, antara lain gagal panen akibat cuaca buruk, pembatasan ekspor beras oleh pemerintah India, kenaikan biaya pengiriman global akibat serangan terhadap kapal-kapal laut yang melintasi Laut Merah dan masih terus terjadinya kekeringan di Terusan Panama.

ADB mengatakan untuk mengatasi kenaikan harga beras dan melindungi ketahanan pangan, negara-negara (di Asia dan Pasifik) dapat memberikan subsidi yang ditargetkan kepada populasi rentan dan meningkatkan transparansi serta pemantauan pasar guna mencegah manipulasi harga dan penimbunan.

Dalam jangka menengah dan panjang, tambah ADB, kebijakan perlu difokuskan pada penciptaan cadangan beras strategis guna menstabilkan harga, mempromosikan pertanian berkelanjutan dan diversifikasi tanaman pangan, serta menanamkan investasi pada teknologi dan infrastruktur pertanian. Kerja sama regional juga dapat membantu dalam mengelola harga beras dan dampaknya, papar laporan tersebut.

(DKH)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement