Farid menambahkan, saat ini pihaknya sedang fokus untuk menyelesaikan pembangunan depo LRT di Bekasi Timur. Sempat mengalami keterlambatan karena pembebasan lahan, namun kini pembangunan depo LRT sudah mulai mengalami progres yang cukup signifikan.
Adapun pembebasan lahan untuk depo saat ini telah 100%. Sementara progres pembangunannya kini sudah mencapai 44,18%.
“Pembangunan depo yang tengah dikerjakan ini menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp4,2 tiriliun,” ucapnya. Nantinya, seluruh kereta ini akan mendapatkan tempat parkirnya sendiri yang terletak di Depo Bekasi Timur. Fungsi Depo adalah untuk melakukan pemeliharaan sarana, antara lain light maintenance, yakni pemeliharaan harian, bulanan, hingga tahunan serta heavy maintenance, yakni pemeliharaan tiap 6 tahunan.
“Depo LRT Jabodebek memiliki luas mencapai 10 hektar dengan kapasitas stabling di depo yang dapat menampung hingga 20 trainset. Adapun pembangunan depo sendiri menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp4,2 triliun. Artinya, Adhi Karya baru akan dibayar oleh pemilik proyek ketika pembangunan sudah selesai seluruhnya.
“Pembangunan depo yang tengah dikerjakan ini menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp4,2 triliun. Hal ini yang mendasari kebutuhan ADHI dalam pre-financing untuk pekerjaan pembangunan dengan proses pinjaman dari bank sindikasi,” jelasnya.