Dia menuturkan, beban subsidi BBM tahun 2022 membengkak hingga Rp 502 triliun. Sebelumnya subsidi BBM ini berada di angka Rp 170 triliun. Sementara pada saat bersamaan pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi masih banyak yang tidak tepat sasaran di lapangan.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini memaparkan, BBM bersubsidi justru banyak digunakan oleh golongan menengah ke atas. Berdasarkan data PT Pertamina Patra Niaga, sebanyak 60 persen golongan masyarakat mampu telah menikmati hampir 80 persen dari total BBM bersubsidi.
Sementara itu, 40 persen masyarakat golongan bawah yang seharusnya berhak, justru hanya menikmati sekitar 20 persen dari total BBM bersubsidi.
"Pemerintah harus melakukan edukasi kepada masyarakat bahwa baik Solar maupun Pertalite adalah bahan bakar minyak yang disubsidi. Angkanya mencapai Rp 502 triliun. Karena itu perlu pengaturan dan pengawasan agar subsidi yang sangat besar itu tepat sasaran dan dinikmati masyarakat yang berhak," kata dia.
(DES)