IDXChannel - Pemerintah meluncurkan program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) Perumahan BPJS Ketenagakerjaan sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi 2025. Program ini bertujuan mempermudah akses pekerja untuk memiliki rumah melalui skema pembiayaan dengan bunga lebih ringan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan program ini akan menyasar 1.050 unit penerima manfaat. Skema yang ditawarkan mencakup relaksasi bunga kredit, di mana bunga kredit rumah bagi peserta BPJS TK diturunkan dari BI rate plus 5 persen, menjadi BI rate plus 3 persen.
Sementara bagi pengembang perumahan, bunga turun dari BI rate plus 6 persen menjadi BI rate plus 4 persen, dengan tambahan relaksasi Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dari OJK.
"Estimasi anggaran untuk 2025 sebesar Rp150 miliar, selisih bunga ditanggung BPJS Ketenagakerjaan," kata Airlangga usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (15/9/2025).
Airlangga mengatakan, stimulus ini akan disalurkan melalui berbagai skema, seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan, serta dana BPJS TK bagi pekerja yang rutin membayar iuran.
Airlangga menekankan pentingnya langkah ini agar pembiayaan rumah bagi pekerja tidak kalah bersaing dengan skema komersial lainnya.
Dia memaparkan, jika bunga KPA terlalu tinggi, program tersebut akan kalah dengan KPR komersial. Namun, dengan bunga BI Rate plus 3 persen, program ini bisa lebih kompetitif.
"Sekarang untuk rumah itu, bunganya minimal tambah cost of fund, BI Rate plus 1 persen sampai 5 persen. Nah, itu yang kami turunkan ke 3 persen. Kalau tinggi, program KPA kalah dengan KPR komersial. Tetapi kalau BI Rate plus 3 persen, tidak akan kalah," kata dia.
Dia menambahkan, iuran BPJS Ketenagakerjaan dari lebih dari 40 juta peserta kini bisa dikembalikan dalam bentuk manfaat tambahan, termasuk untuk uang muka pembelian rumah.
Selain itu, pemerintah juga menurunkan suku bunga di sisi suplai.
"Tadinya minimal 1 persen sampai 6 persen, tetapi kalau regulasinya seperti itu, orang pasti ambil range maksimal. Itu juga kami turunkan ke 4 persen," ujar Airlangga.
(NIA DEVIYANA)