IDXChannel - Indonesia menyerukan ASEAN dan Uni Eropa (UE) untuk terus mempererat kerja sama di berbagai bidang.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN - European Union Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta pada Kamis (14/7/2023).
Menlu Retno menyampaikan, kerja sama ASEAN – Uni Eropa sedang diuji oleh situasi dunia yang dihadapkan pada tantangan yang sangat besar. Untuk menavigasi dinamika tersebut, ASEAN dan UE harus terus meningkatkan kerja sama yang inklusif.
“Kami berharap Uni Eropa dapat menerapkan paradigma kolaborasi inklusif. Ini adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," ujar Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan bahwa ASEAN dan Uni Eropa memiliki banyak potensi besar. Kedua organisasi sama-sama menjadi mitra perdagangan terbesar ketiga. Keduanya juga memiliki ekonomi yang terintegrasi dengan 450 juta konsumen di Uni Eropa dan 650 juta konsumen di ASEAN. Ia menekankan bahwa potensi tersebut tidak boleh dibatasi oleh kebijakan hambatan perdagangan.
“Potensi-potensi tersebut tidak boleh dibatasi dengan adanya kebijakan hambatan perdagangan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) dan European Union Enforcement Regulation (EUER)," tegas Menlu Retno.
Untuk itu, kedua pihak harus mencari solusi bersama melalui mekanisme ASEAN - UE seperti Kelompok Kerja Gabungan tentang Minyak Sawit. Di samping itu, ASEAN dan Uni Eropa juga harus memperkuat kemitraan strategis yang berbasis pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan.
“Indonesia berharap kerja sama strategis ASEAN - UE dapat diperkuat dengan berlandaskan pada prinsip saling menghormati dan saling menguntungkan," jelas Menlu Retno.