IDXChannel - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjelaskan alasan penurunan kinerja ekspor sawit yang terjadi selama kuartal I-2023. Hal ini terjadi karena adanya penurunan harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di pasar global.
"Tapi sebenarnya penurunan yang kita bisa sebutkan adalah penyesuaian global harga kelapa sawit dengan minyak-minyak nabati dunia, yang dipadu dengan situasi perubahan iklim dan lain-lain," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdalifah Machmud, di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Dia memastikan pemerintah akan terus menjaga keberlanjutan sawit Indonesia. Sebab, tantangan kelapa sawit ini tidak hanya berasal dari luar negeri tetapi ada pula gangguan domestik yang turut berpotensi menghambat ekspor sawit.
Selain melalui BPDPKS yang terlah terbentuk sejak 2015, Mudalifah menuturkan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga kelapa sawit baik di produsen maupun konsumen yaitu dengan mengintervensi dan meningkatkan konsumsi domestik dengan pemanfaatan sawit untuk biodiesel.
"Sehingga dengan satu program saja dari kelapa sawit yaitu kita memanfaatkan renewable energi yang pertama kita menciptakan lapangan-lapangan kerja baru, yang kedua kita menghemat devisa dengan menjaga dengan konstitusi energi fosil yang kita impor dengan memanfaatkan kelapa sawit sebagai energi mengganti solar. Kemudian yang ketiga kita juga kontribusi secara signifikan untuk penurunan gas emisi rumah kaca," paparnya.