Ia menyebutkan, perkebunan kelapa sawit mampu menyerap 24 hingga 29 juta ton karbon.
"Dari renewable energy kita bisa menyerap karbon mencapai 34 lebih juta ton setara karbon dioksida. Jadi banyak sekali manfaat yang sudah dikontribusikan oleh kelapa sawit. Belum manfaar lain yang terus kita jaga yaitu kelapa sawit mampu membangun wilayah-wilayah remote kita," lanjutnya.
Dikatakan Musdalifah, petani yang tadinya memiliki pendapatan menengah ke bawah kini bisa masuk pada level menengah.
"Petani-petani kelapa sawit kita bisa meningkatkan leverage menyebarluaskan pembangunan ekonomi karena multiplayer pembangunan dari kelapa sawit bukan hanya untuk kelapa sawit itu sendiri tapi keseluruhan pembangunan daerah di seluruh Indonesia," tutupnya.
Seperti diketahui, kinerja ekspor sawit memang tercatat mengalami penurunan sepanjang kuartal I 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor sawit sepanjang kuartal I 2023 tercatat sebesar USD5,92 miliar, atau turun 11,34 persen dari kuartal I 2023 yang mencapai USD6,67 miliar. (NIA)