IDXChannel – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah mencatat realisasi pembiayaan sebesar Rp250 triliun sampai dengan 31 Maret 2025.
Hal ini menjadi strategi front loading, yaitu dengan menarik utang dalam jumlah besar di awal tahun fiskal untuk mengantisipasi ketidakpastian global yang dinilai semakin tinggi tahun ini.
"Ini menjadi sumber berita yang menarik karena kita melakukan front loading, strategi front loading untuk mengantisipasi ketidakpastian tahun ini," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi April 2025, Rabu (30/4/2025).
Front loading, kata Sri Mulyani, juga merupakan strategi rutin yang dijalankan pemerintah untuk mengantisipasi gejolak pasar.
Namun, tahun ini ketidakpastian meningkat tajam akibat dinamika global, termasuk kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Coba kita lihat ketidakpastian dari mulai kebijakan Presiden Trump yang menimbulkan jittery di market, menimbulkan ekspektasi inflasi di AS meningkat, menyebabkan Fed Fund rate menjadi dalam posisi sulit untuk menurunkan suku bunga,” kata dia.
Apalagi, hubungan antara Presiden Trump dan Ketua The Fed yang kurang harmonis turut menciptakan tambahan risiko di pasar global. Karena itu, front loading dinilai langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas fiskal di tengah tekanan.
Sri Mulyani juga menjelaskan posisi defisit anggaran per 31 Maret 2025 sebesar Rp104,2 triliun atau setara 16,9 persen dari total defisit yang ditargetkan tahun ini, yakni Rp616,2 triliun.
Angka ini setara 0,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), masih jauh di bawah batas aman APBN.
"Saya ulang sekali lagi, defisit 0,43 persen Rp104,2 triliun bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran. Karena masih di dalam desain APBN," kata dia.
(NIA DEVIYANA)