IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan APBN 2026 akan menjadi buffer penting saat Indonesia menghadapi gejolak global. Namun, Pemerintah juga menyiapkan kolaborasi strategis dengan Danantara dan sektor swasta untuk memperkuat efektivitas anggaran.
"Kami akan bekerja sama dengan Danantara dan swasta terutama agar beban tidak seluruhnya ada di APBN, namun bisa kemudian mesin pertumbuhan bisa dibagi kepada Danantara dan juga swasta di dalam mendorong kemajuan ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR, Jumat (22/8/2025).
Disisi lain, Sri Mulyani menyoroti neraca perdagangan yang surplus, tetapi defisit pada neraca pendapatan primer (repatriasi keuntungan, dividen) dan neraca jasa, terutama pariwisata. Tantangannya adalah mengurangi defisit transaksi berjalan ini.
"Ini adalah tantangan kita untuk bisa menurunkan transaksi berjalan defisit mengecil terutama dari tourism untuk bisa mengimbangi orang Indonesia yang juga pergi ke luar negeri. Dan juga dari sisi pendapatan primer terutama untuk repatriasi keuntungan kita juga harus memiliki kemampuan untuk capital inflow," kata dia.
Dari sisi neraca transaksi modal dan finansial, Sri Mulyani menjelaskan bahwa investasi di saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mengalami penurunan atau defisit. Namun, investasi di Surat Berharga Negara (SBN) tetap menarik.
"Surat berharga negara kita menjadi instrumen yang atraktif untuk invest. Maka dia menarik modal dari luar meskipun kami tetap menjaga porsi non-resident itu tidak terlalu besar agar tidak menjadi sesuatu yang bisa menciptakan swing risk kepada keseluruhan yield dari surat berharga negara kita," ujar Sri Mulyani.