Adapun Sri Mulyani mengungkapkan bahwa proyeksi nilai tukar Rupiah dan yield SBN dalam APBN 2026 ditetapkan secara hati-hati, mencerminkan fundamental dan sebagai sinyal pengelolaan risiko. Proyeksi nilai tukar rupiah dipatok Rp16.500, sedangkan yield SBN diproyeksikan cukup konservatif di Rp6.900.
"Apabila trend penurunan suku bunga terjadi kita berharap ini akan lebih rendah. Tapi kita menjaga supaya tidak menimbulkan deviasi yang terlalu besar terhadap postur. Sehingga APBN dia menjadi cukup kuat sebagai jangkar stabilisasi," kata dia.
Sri Mulyani menekankan bahwa seluruh program prioritas Presiden sudah terakomodasi dalam APBN 2026, tanpa mengorbankan kredibilitas dan keberlanjutan fiskal. Hal ini menjawab kekhawatiran banyak pihak bahwa program-program besar akan membebani APBN.
"Kami melakukan secara hati-hati sehingga APBN tetap terjaga kredibel, sustainable, sehingga dia menjadi jangkar stabilitas namun mampu mendukung seluruh program-program pemerintah, terutama Presiden Prabowo," kata dia.
(NIA DEVIYANA)