Juru bicara Grab menambahkan, jika pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan rencana mereka untuk menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan.
Perusahaan yang berbasis di Singapura itu diketahui telah mencoba menahan kerugian dengan menutup beberapa unit bisnisnya di tahun ini. Selain itu, memangkas pengeluaran insentif. Pada akhir tahun lalu, Grab dilaporkan memiliki sekitar 8.800 anggota staf.
Bulan lalu, Grab menaikkan perkiraan pendapatan 2022, melaporkan kerugian operasi yang disesuaikan mengecil. Grab engatakan, bisnis pengiriman makanan dan bahan makanan mencapai tiga perempat lebih cepat dari ekspektasi perusahaan.
Grab dan saingannya, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Indonesia memang mendapat keuntungan dari ledakan layanan pesan-antar makanan selama pandemi Covid-19. Akan tetapi, pertumbuhan Grab masih melambat dan bisnis transportasi online belum pulih ke tingkat sebelum pandemi.
Tahun ini, harga saham Grab turun setengah. Pada September, Chief Operating Officer Grab, Alex Hungate, mengatakan, perusahaan tidak mengira akan melakukan PHK massal. Sebaliknya, Grab akan merekrut secara selektif, sambil mengekang ambisi layanan keuangannya.