Bhima menambahkan, Indonesia masuk dalam negara dengan probabilitas terjadi resesi, meski baru 3% menurut data Bloomberg, jauh lebih baik dibandingkan China, Jepang dan Thailand.
Lebih jauh dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang cukup baik pada kuartal ke II-2022, yakni 5,44% year on year. Tapi Indonesia perlu mengejar ketertinggalan, karena pesaing di wilayah ASEAN, seperti Vietnam dan Filipina masing-masing mencatatkan pertumbuhan 7,7% dan 7,4% pada kuartal yang sama.
"Pada saat resesi ekonomi terjadi, pelaku usaha termasuk sektor manufaktur akan mencari lokasi basis produksi di negara yang mampu berikan pertumbuhan tinggi" jelasnya.
Cadangan devisa Indonesia sampai September 2022, lanjut Bhima adalah sebesar USD130,8 miliar. Angka ini masih relatif tinggi meski ada koreksi. Tapi dibandingkan dengan PDB, rasio cadangan devisa sebesar 8,4%. Perlu didorong agar kemampuan dalam intervensi stabilitas kurs rupiah semakin baik.