“Maka, jika digabungkan maka Jatim dan DKI Jakarta memberikan kontribusi sebesar 32,86% atau sepertiga dari PDB Nasional. Misi Dagang dan Investasi ini adalah bertemunya sepertiga ekonomi di seluruh Indonesia,” terangnya.
Emil menyebut, selama ini, misi dagang antara Jatim bersama DKI Jakarta telah terlaksana sebanyak 4 kali. Momen tersebut dilaksanakan pada 2016, 2017, 2018 dan 2019 dengan mencatatkan nilai total transaksi sebesar Rp3,699 triliun.
Mantan Bupati Trenggalek itu menyatakan, karakteristik kedua provinsi yang berbeda itu ditunjukkan oleh ekonomi Jatim yang didominasi Sektor Industri Pengolahan (30,94%), Perdagangan (18,68%) dan Pertanian (10,84%).
Sedang ekonomi DKI Jakarta sendiri didominasi Sektor Perdagangan (16,62%), Industri Pengolahan (11,37%), Jasa Keuangan (11,27%), Konstruksi (11,27%) dan Informasi Komunikasi (9,41%).
“Perbedaan karakteristik ini memungkinkan kedua provinsi untuk saling bekerja sama dan saling mengisi bersinergi mendorong kinerja ekonomi agar tumbuh bagi kedua daerah. Sehingga memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi nasional,” jelasnya.