sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Belanja Thrifting Makin Menjamur, Bagaimana Nasib UMKM?

Economics editor Viola Triamanda/MPI
28/06/2022 16:14 WIB
Menurutnya maraknya thrift bisa mengakibatkan rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produksi lokal kususnya UMKM.
Belanja Thrifting Makin Menjamur, Bagaimana Nasib UMKM? (FOTO:MNC Media)
Belanja Thrifting Makin Menjamur, Bagaimana Nasib UMKM? (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Dibalik kecendrungan masyarakat berbelanja pakaian Thrift, muncul ketakutan dari para penggiat lokal yang juga merupakan produsen pakaian.

Salah satunya adalah Adriane, pebisnis pakaian merk lokal dengan mengusung nama brand Arynne daily (@arynne_daily) yang memulai usahanya sejak Februari lalu. 

"Aku pribadi merasa oke saja ketika masyarakat membeli thrift, tentu mereka membeli dengan berbagai pertimbangan. Namun coba bayangkan kalau thrift business makin berkembang, masyarakat cenderung beli barang bekas dibanding barang lokal yg diproduksi sendiri. Indonesia tentu akan dipenuhi barang-barang bekas dari negara lain yang mungkin di negara tersebut barang itu sudah jadi “sampah”," kata Adriane kepada MPI, Selasa (28/6/2022).

Menurutnya maraknya thrift bisa mengakibatkan rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produksi lokal kususnya UMKM.

"Padahal mungkin di Indonesia sebenernya ada loh produsen lokal yang create produk yang tidak kalah bagus dan baru" jelasnya.

Menurutnya hal ini tentu akan membawa efek besar bagi para pelaku bisnis UKM dan UMKM. Dia juga mengatakan harapannya agar pemerintah dapat mengimplementasikan UU terkait penjualan dan pembelian barang bekas pakai terutama hasil impor.

"Selain itu semoga Pemerintah dapat dengan giat mendukung serta memfasilitasi kami para pelaku usaha ukm dan umkm sehingga kami dapat lebih semangat lagi untuk create, crafting, selling product ke masyarakat dan tentunya dapat membuka lapangan kerja baru" tandasnya.

Diketahui aktifitas belanja thrifting saat ini sedang marak dilakukan oleh masyarak Indoensia terutama generasi milenial dan gen Z. Hal ini didukung dengan kesadaran masyarakat dalam mengurangi limbah pakaian serta harga pakaian thrift yang relatif murah dan tidak pasaran.

(SAN)

Advertisement
Advertisement