sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Beredar Data Menyesatkan Terkait Risiko Polusi, Masyarakat Diminta Waspada

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
15/09/2023 09:29 WIB
data tidak benar tersebut dilansir oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), yang kredibilitas lembaganya cukup dipertanyakan.
Beredar Data Menyesatkan Terkait Risiko Polusi, Masyarakat Diminta Waspada (foto: MNC Media)
Beredar Data Menyesatkan Terkait Risiko Polusi, Masyarakat Diminta Waspada (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI) meminta masyarakat agar waspada dan tidak mudah percaya terhadap data dan informasi terkait dampak memburuknya polusi udara di Jakarta.

Hal tersebut lantaran ditengarai ada sejumlah data dan informasi yang beredar di masyarakat, yang justru dirilis oleh lembaga atau perusahaan yang tidak kredibel.

"Sekarang lagi banyak informasi beredar tentang data risiko kerugian finansial sebesar Rp14,2 triliun dan ancaman kesehatan, bahkan risiko kematian kepada 1.470 orang akibat buruknya kualitas udara. Data itu tidak benar, dan hanya asumsi," ujar Direktur PUSKEPI, Sofyano Zakaria, dalam keterangan resminya, Kamis (14/9/2023).

Menurut Sofyano, data tidak benar tersebut dilansir oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), yang kredibilitas lembaganya cukup dipertanyakan.

"Selain kredibilitas, organisasi itu juga tidak jelas mengkaji dengan metode dan alat apa. Jadi datanya tidak valid," tutur Sofyano.

Sofyano menjelaskan, polusi udara di Jakarta terjadi karena cuaca akibat El Nino. Dengan begitu, asap kendaraan terjebak panas, sehingga susah terurai.

"Nanti juga selesai kalau turun hujan," tutur Sofyano.

Hal tersebut dikatakan Sofyano telah terbukti saat pemerintah melakukan rekayasa atau modifikasi cuaca beberapa hari belakangan. “Kita sama-sama tahu, kalau langit Jakarta cerah karena polutan berhasil diurai oleh water mist hasil rekayasa cuaca," ungkap Sofyano.

Karenanya, Sofyano mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir soal angka dan risiko Kesehatan yang di-publish oleh CREA. Sofyano menegaskan bahwa data CREA tersebut hanya sebatas asumsi yang dibesar-besarkan, dan tidak bisa dibuktikan.

Sofyano menilai bahwa organisasi tersebut memiliki jenis kegiatan lain, salah satunya berjualan alat yang diklaim dapat digunakan untuk mengatasi polusi udara.

Karenanya, data yang dirilis diyakini Sofyano sengaja menggarisbawahi risiko kesehatan dan kerugian secara bombastis, dengan harapan agar masyarakat membeli alat dari mereka.
 
Tak hanya CREA, Sofyano juga menyoroti terkait dengan output kualitas udara yang yang dirilis real time oleh IQAir.

"Website itu seolah-olah membuat kualitas udara terlihat buruk sekali. Mereka beranggapan bahwa masyarakat akan membeli produknya jika ingin kualitas udaranya baik," ungkap Sofyano.
 
Sofyano menjelaskan bahwa IQAir merupakan produsen air purifier atau alat pemurni udara dari Swiss.

"Harganya mahal, bisa di cek di internet. Hal itu membuktikan bahwa rilis risko kerugian negara dan risiko kesehatan itu mempunyai tujuan bisnis," tegas Bimo. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement