“Dalam pembahasan tadi, Menperin juga menyampaikan apresiasi kepada API karena telah menudukung pertumbuhan industri TPT Indonesia yang semakin positif,” kata Jemmy.
Pada akhir 2024 sampai kuartal II-2025 mencapai 5,39 persen, kontribusi pada GDP sebesar 0,98 persen, melibatkan 3,76 juta pekerja yang artinya sebesar 19,18 persen dari total pekerja manufaktur. Sementara kapasitas ekspor meningkat menjadi USD8,07 miliar pada bulan Januari-Augustus 2025.
Adapun API merupakan asosiasi yang sudah berusia lebih dari 25 tahun dan dibentuk untuk melindungi iklim investasi dan terutama sektor TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) dari hulu ke hilir. Dengan jumlah anggota ribuan tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali dan NTB.
Sementara itu, 20 pengurus API yang berasal dari pemilik dan perwakilan perusahaan skala besar tingkat nasional dan multinasional, dari wilayah DK Jakarta, Banten, Riau, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Jawa Barat, hadir dalam rapat kerja dengan Menperin, dan seluruhnya menyampaikan terima kasih sekaligus apresiasi kepada Menperin yang dinilai telah mengawal pertumbuhan industri padat karya TPT Indonesia.
Para pengurus API yang juga merupakan pelaku industri TPT menyampaikan bahwa tantangan terbesar saat ini yaitu bagaimana mempermudah perijinan investasi padat karya, terkait dengan energi, pipa gas, AMDAL, TKDN, dan SNI.
Karena itu Menperin menyampaikan bahwa beberapa regulasi perlindungan sudah disiapkan mengikuti arahan Presiden Prabowo. Untuk aturan itu, Agus menyampaikan bakal dibahas kembali pada Desember 2025.
(Febrina Ratna Iskana)