IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memonitor perkembangan pasar keuangan domestik dan global usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor tinggi kepada puluhan negara.
Dalam hal ini, Indonesia dikenai tarif 32 persen. BI menjelaskan pasar bergerak dinamis sejak pengumuman tersebut.
“Di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya, Sabtu (5/4).
Ramdan mengatakan, BI berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bersama pemimpin empat negara anggota ASEAN lainnya juga berkomunikasi untuk membahas respons terhadap kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik dari AS yang diumumkan oleh Trump.