IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh menembus 5,3% pada 2023. Menanggapi hal itu, Direktur CELIOS Bhima Yudhistira menilai target tersebut terlalu optimistis atau overshoot.
Menurut dia, banyak faktor yang cukup menantang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Karena proyeksi (pertumbuhan) 5,3% ini masih terlalu overshoot di tengah lembaga lain tengah melakukan penurunan proyeksi terhadap ekonomi Indonesia," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Jumat (20/1/2023).
Dia menyebutkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Pertama, meskipun ketergantungan pada ekspor relatif kecil dan mengandalkan konsumsi domestik, tapi konsumsi domestik juga menghadapi implikasi dari naiknya suku bunga.
"Ini juga bergantung pada kebijakan BI, kalau suku bunga masih naik agresif, maka kenaikan suku bunga itu bisa mendorong ekonomi melambat, terutama dari konsumsi domestik dan geliat UMKM bisa terhambat kalau penyaluran kreditnya terganggu oleh kenaikan suku bunga," ujar Bhima.
Kedua, hal ini juga tergantung pada kemampuan pemerintah mengendalikan stabilitas harga, terutama menjelang bulan puasa Ramadhan dan hari raya Lebaran. Beberapa komoditas seperti beras, telur, dan kedelai perlu diperhatikan supaya tidak terjadi gejolak yang berlebihan.
"Kalau pemerintah ingin mencapai target yang ambisius, maka sudah saatnya harga BBM untuk jenis Pertalite dan Solar diturunkan, sehingga penurunan harga BBM ini menjadi stimulus untuk menggerakkan roda ekonomi ketika situasi sekarang dimana pencabutan PPKM mendorong masyarakat lebih banyak belanja di luar rumah," papar Bhima.