IDXChannel - Lembaga pemeringkatan internasional S&P Global Ratings menyebut tren suku bunga tinggi Bank Indonesia berisiko terhadap sektor padat modal.
Diketahui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024 memutuskas mengerek BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 7,00%.
Managing Director Corporate Ratings S&P Global Ratings Xavier Jean mengatakan suku bunga higher-for-longer atau tinggi dalam waktu yang lama akan membebani profitabilitas perusahaan, terutama dari sisi biaya pendanaan.
"Biaya pendanaan yang dalam kondisi Higher-for-Longer akan membebani profitabilitas bersih di sektor padat modal," kata Xavier dalam Seminar PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan S&P Global Ratings, Rabu (15/5/2024).
Industri padat modal merupakan aktivitas industri yang memiliki nilai investasi besar dalam bentuk aset tetap, mengingat kebutuhan bisnis yang memerlukan capital expenditure yang juga tak sedikit.
Contoh industri padat modal antara lain manufaktur otomotif, industri transportasi, hingga energi seperti minyak dan gas bumi, batu bara, hingga emas.
Xavier memproyeksikan ada perlambatan pertumbuhan korporasi menyusul cost-of-fund yang tinggi. Hal ini dinilai dapat menjadi tren di masa depan.
"Perusahaan-perusahaan di Indonesia mungkin akan memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat dan pengembalian modal yang relatif lebih rendah selama 5 tahun ke depan," kata dia.