Nilai UMP empat provinsi di pulau Jawa ini terasa ironis di tengah pertumbuhan ekonomi pulau Jawa yang kuat.
Menurut BPS, secara spasial, perekonomian Indonesia pada periode tersebut di hampir seluruh provinsi mengalami pertumbuhan yang melambat.
Meski demikian, provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang perekonomian terbesar dengan kontribusi sebesar 57,12 persen dan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,83 persen yoy.
Selain itu, berdasarkan sumber pertumbuhannya, konsumsi rumah tangga masih menjadi faktor pendorong dominan pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi konsumsi rumah tangga setara dengan pertumbuhan sebesar 5,06 persen yoy dan sumbangannya ke total ekonomi sebesar 52,62 persen. Namun pertumbuhannya lebih rendah dari kuartal II-2023 sebesar 5,22 persen.
Sebelumnya, akhirnya BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6 persen pada pengumuman hari ini, Kamis (23/11).
Suku bunga Deposit Facility juga ditahan di level 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap di 6,75 persen.
Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1 persen pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.
"Sementara itu, untuk mendukung ekonomi berkelanjutan kebijakan makroprudensial longgar diperkuat dengan efektivitas penguatan implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan menurunkan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong kredit pembiayaan bagi dunia usaha," ujarnya saat konferensi pers Kamis (23/11/2023).
BI juga menegaskan, kebijakan untuk menahan suku bunga saat ini berdasarkan perkiraan inflasi 2 tahun ke depan.
“Suku bunga saat ini tidak hanya melihat situasi saat ini, namun jangka panjang. Karena dampak suku bunga terhadap inflasi bisa mencapai 4 sampai 6 kuartal,” imbuh Perry.
Perry menambahkan, keputusan suku bunga ini konsisten stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation).
“Inflasi saat ini rendah dengan pertumbuhan yang cukup baik, namun perlu melihat inflasi secara global. Risiko imported inflation yakni harga energi dan pangan serta besarnya depresiasi nilai tukar rupiah,” ujar Perry. (ADF)