sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BKF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2023 di 5 Persen

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
15/12/2022 12:06 WIB
Badan Kebijakan Fiskal menilai pertumbuhan eonomi Indonesia pada 2023 masih cukup kuat berkisar di angka 5 persen.
BKF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2023 di 5 Persen (FOTO: MNC Media)
BKF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2023 di 5 Persen (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai pertumbuhan eonomi Indonesia pada 2023 masih cukup kuat berkisar di angka 5 persen.

"Hal ini sudah ada juga sesuai dengan pereaksi terakhir dari banyak lembaga internasional IMF bank dunia dan juga bloomberg consensus," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu, saat memberikan paparan di acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2023, Kamis (15/12/2022).

Kemudian ia mengatakan, beberapa hal yang diperkirakan masih bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di sekitar 5 persen di tahun 2023 adalah ekonomi Indonesia memiliki eksposur yang relatif terbatas terhadap perekonomian global dengan domestik demand yang cukup besar khususnya konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, terkait inflasi, Febrio menyampaikan sampai sejauh ini masih terus terkendali. Bahkan menurutnya, Indonesia masih mempunyai peluang besar untuk menekan inflasi. 

"Kita punya peluang untuk terus menjaga ini terkendali dan bahkan bisa lebih rendah lagi, ini terutama terkait efektivitas dari pengendalian inflasi makanan yang dilakukan oleh tim pengendali inflasi pusat dan daerah yang melibatkan banyak sekali stakeholder dari pusat sampai daerah," jelasnya. 

Lalu, Febrio menyebut, investasi juga diproyeksikan masih tumbuh stabil dengan likuiditas perbankan yang masih tumbuh serta juga masih dipengaruhi oleh efek positif dari komoditas boom yang masih ada, serta di Industri pengolahan berbasis sumberdaya yang hasilnya sudah terlihat dari hilirisasi.

Berikutnya, kinerja ekspor juga diperkirakan masih bisa tumbuh. Menurut Febrio, sektor manufaktur berbasis consumer goods mungkin akan terdampak perlambatan Global namun komposisi ekspor yang cukup besar pada komoditas akan menahan kinerja ekspor tidak terlalu turun. 

Selain itu l, tambah Febrio, terdapat juga tren pergeseran pasar ekspor Indonesia dengan kuatnya permintaan ekspor oleh India, Jepang, dan Korea Selatan yang pertumbuhannya meningkat tinggi di Tahun 2022. 

"Pasar ekspor lainnya di Tahun 2022 ini meskipun masih tumbuh 2 digit namun mulai melambat dibandingkan dengan tahun lalu," pungkasnya. (RRD)

Advertisement
Advertisement