"Bersama pemerintah daerah kami menguatkan masyarakat desa dengan desa tangguh kami. Di mana masyarakat desa bisa mengantisipasi ini dan butuh kemandirian juga dari warga masyarakat," tutur Pangarso.
BNPB akan terus menjalin komunikasi intens dan berkoordinasi, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten hingga kota. Upaya ini diharapkan bisa memetakan kebutuhan terkait sumber daya manusia, dana dan peralatan dalam rangka penanganan potensi bencana kekeringan.
Sementara, guna menghadapi musim kemarau yang diprediksi terjadi di 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa tahun ini akan lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.
Hal itu didorong karena kondisi La Nina selama tiga tahun sejak 2020 hingga 2022 yang berdampak pada melemahnya intensitas iklim basah.
"Namun pada saat ini secara umum kita sampaikan bahwa kondisi La Nina yang tiga tahun masih mempengaruhi musim di Indonesia, dalam waktu ke depan ini akan mulai mengarah ke kondisi normal atau netral," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan, dalam kesempatan yang sama.