Pembengkakan biaya operasional tersebut akan berdampak pada dua kemungkinan. Pertama, tarif KRL yang akan dinaikkan, atau PSO yang akan menanggung beban dari pembengkakan biaya operasional.
Lebih lanjut, Didiek menjelaskan, kondisi keuangan PT KAI pada saat pandemi, mengalami mengalami kerugian Rp1,7 triliun pada tahun 2020, dan Rp400 miliar di tahun 2021. Hal itu menjadikan beban PT KAI jika diharuskan untuk pengadaan kereta baru yang saat ini harganya cukup tinggi.
"PT KAI saat ini juga menerima penugasan LRT Jabodebek, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, konsekuensi penugasan itu sangat dalam, terlebih pandemi kemarin dua tahun rugi," pungkasnya.
(YNA)