"Dengan kebijakan itu komposisi ekspor sawit didominasi produk hilir, ekspor produk turunan CPO telah berada dalam kisaran 58 persen, sementara ekspor CPO 18 persen, lauric 5 persen, dan produk lainnya 15 persen," katanya.
Di samping itu, lanjut dia, dalam rangka hilirisasi produk sawit pemerintah juga menginisiasi program biodiesel, dalam rangka penciptaan dan perluasan pasar domestik untuk menyerap kelebihan stok sebagai akibat dari peningkatan produksi sawit dari tahun ke tahun.
Kebijakan pemanfaatan dan penggunaan sawit sebagai bahan bakar nabati biodiesel ini, telah memberikan dampak positif dalam stabilisasi harga CPO karena Indonesia tidak lagi bergantung kepada pasar ekspor. "Program biodiesel ini juga memberikan manfaat substitusi sebagai impor minyak solar sehingga menghemat devisa negara," tuturnya. (sandy)