"Itu kalau kita lihat secara month to month, jadi terkait dengan ekspor non migas yang mengalami penurunan sebesar 0,14% terhadap bulan sebelumnya ini dikarenakan penurunan untuk komoditas biji logam, perak dan abu, ini HS26 yang turun sebesar 38,57%," kata Setianto.
Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS85 ini juga turun sebesar 5,92%. Selanjutnya komoditas ketiga yang mengalami penurunan, yaitu dari kayu atau kode HS47 yang turun 20,58%.
"Penurunan ekspor non migas ini melanjutkan penurunan yang juga terjadi di bulan sebelumnya di September lalu, ekspor non migas turun 10,35% terhadap Agustus 2022," katanya.
Sementara itu, pada saat yang sama terjadi peningkatan ekspor migas sebesar 4,93% yang didorong oleh peningkatan komoditas gas yang meningkat sebesar 8,34% dan volumenya juga meningkat sebesar 0,74%.