“Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru dirancang sesuai dengan tren transisi energi serta pengembangan bisnis energi hijau masa depan Pertamina, selain itu juga menjadi terminal energi dengan standar operasional terbaik,” ujar Nicke.
Nicke menambahkan, JIGT tidak hanya akan menampung bahan bakar seperti LPG, BBM, Gasoline, dan Biodiesel tapi juga dirancang untuk bisa menampung LNG, CPO, UCO (Used Cooking Oil), dan petrokimia.
“JIGT juga dirancang untuk mengantisipasi tren peningkatan kebutuhan energi yang sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Nicke.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS), Yoki Firnandi menyampaikan, dalam pelaksanaannya, JIGT akan dibangun dan dikelola PIS selaku Subholding Integrated Marine Logistics yang selama ini fokus mengelola terminal energi strategis.
JIGT dibangun di kawasan yang dikembangkan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di area Kalibaru, Jakarta Utara yang bebas penduduk, berbatasan dengan tepi laut, dan memiliki tambatan lepas pantai yang bisa menampung kapal-kapal besar. Dengan luas area 64 hektare, JIGT diproyeksi memiliki kapasitas penampungan hingga 6,3 juta barel.