IDXChannel - Bank Indonesia (BI) baru saja melaporkan penurunan cadangan devisa sebesar USD1 miliar menjadi USD144,2 miliar pada April 2023.
Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2023 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Lihat grafik di bawah ini.)
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Waspada Risiko Volatilitas Global
Meski demikian, Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan cadangan devisa ini sebaiknya dijadikan peringatan bahwa tekanan eksternal masih akan meningkat dalam waktu dekat. Salah satunya adalah gonjang-ganjing default Amerik Serikat (AS).
Menurut Bhima, risiko gagal bayar utang AS bisa merembet ke stabilitas moneter Indonesia, berkurangnya aliran modal asing karena investor mencari aset yang aman, dan kinerja ekspor yang menyumbang devisa akan melemah terutama tujuan pasar AS.