"Boosters urgently! Gelombang Covid-19 di Singapura melonjak sangat tinggi, 50% kasus perlu perawatan di rumah sakit dan 32% lebih tinggi angka kematiannya. Ada 98% kasus baru dengan tanpa gejala atau ringan, padahal 83% populasi Singapura sudah divaksin dosis lengkap. Vaksin memang berhasil, tetapi varian Delta membawa risiko lain," katanya.
Karena alasan tersebut, dr Ding mengharapkan agar vaksinasi untuk hewan untuk saat ini sebaiknya ditunda terlebih dulu sampai manusia mendapatkan vaksin secara merata. Bahkan, dia mendapat informasi bahwa Finlandia sudah menyiapkan booster vaksin untuk hewan mink.
Di sisi lain, pemerintah Finlandia menekankan sebelumnya bahwa vaksin yang dipakai untuk mink itu berbeda dengan yang dipakai manusia. Kemudian, dipastikan juga bahwa vaksinasi akan dilakukan jika cakupan vaksin manusia sudah tercapai seluruhnya.
Tapi, dr Ding dengan tegas menyatakan bahwa meski vaksinnya berbeda, tapi bahan baku yang dipakai sama. Artinya, tetap saja ada pengambilan sumber daya yang seharusnya untuk manusia, tetapi dialihkan ke hewan mink yang urgensinya belum begitu nyata karena hingga sekarang belum ada laporan penyebaran Covid-19 dari mink ke manusia.
"Memang, vaksin yang dipakai untuk mink adalah FurcoVac atau vaksin eksperimental khusus untuk hewan, tapi bahan baku yang dipakai itu sama dan dibutuhkan untuk pembuatan vaksin manusia," terangnya. (TIA)