Selain itu, Amerika yang menerapkan pajak progresif terhadap impor agar menjadi negara berdaulat dengan produk dalam negeri. Juga China yang menerapkan TKDN 90 persen bagi industri otomotif, sehingga negara tersebut menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
"Kita-kita ini dianggap enggak boleh kayak begitu (hilirisasi), supaya mereka sendiri yang maju. Ini tugas berat kita. Tapi saya yakinkan, Indonesia tidak akan menari di bola mereka," ujarnya.
"Indonesia harus berada pada positioning yang jelas dan enggak perlu ragu, karena investor sudah banyak yang masuk," dia menambahkan.
"Kita akan bikin methanol di Bojonegoro, itu investasi dari AS, pupuk di Fakfak dari Pupuk Kaltim, serta blue ammonia dari Jepang yang kerja sama dengan BUMN Bintuni. Jadi enggak usah pesimis, kalau pesimis sampai mati kita begini terus," pungkas Bahlil.
(FAY)