IDXChannel - Covid-19 yang sudah melanda dunia hampir dua tahun menunjukkan perkembangan signifikan. Beberapa negara bahkan sudah mulai membuka kembali perjalanan bagi orang asing.
Perekonomian mulai membaik seiring berjalannya waktu meskipun belum signifikan. Namun, nyaris di penghujung tahun 2021, mutasi baru dari virus corona yang ditemukan pertama kali di Wuhan China kembali menggegerkan publik. Pasalnya, dunia yang tadinya mulai berdamai dengan keadaan, harus cemas lantaran varian Omicron.
World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021 silam. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta.
“Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021,” demikian penjelasan WHO.
Varian Omicron disebutkan memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. WHO pun menyebutkan bahwa bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya.