"Saya juga lihat seperti itu. Dan kita tidak mungkin menunggu RS penuh baru mau melakukan upaya yang sangat ketat. Mungkin kita bisa tambah ruangan perawatan, tapi alat dan tenaga kesehatan tidak gampang mencetaknya. Tidak seperti kalau orang rekrut relawan bela negara saat situasi perang," tegasnya.
Zaenal mengaku selalu memperhatikan saran dan masukan dari para epidemiolog terkait penanganan kasus Covid-19 di Indonesia. Di mana, kata dia, hanya ada dua opsi yang diberikan epidemiolog dalam menghadapi situasi Covid-19 di Indonesia saat ini.
"Pertama, vaksin sekian persen sesuai kriteria WHO atau bila tidak bisa dipenuhi, dalam waktu singkat maka lockdown," imbuhnya.
Sekadar informasi, angka konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari belakangan ini terus mengalami lonjakan yang drastis. Bahkan, varian baru dari virus corona yang mematikan dan lebih mudah menular sudah terdeteksi ada di Indonesia.
Indonesia juga mengalami masalah serius lainnya yakni, keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang sudah melebihi batas standar organisasi kesehatan dunia (WHO). Bahkan, beberapa pejabat pemerintah sudah menyerukan bahwa Jakarta sedang darurat Corona atau tidak baik-baik saja.
(SANDY)