Dalam kontribusinya terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas, industri mamin mempunyai peranan yang sangat penting. Pada tahun 2020, total nilai ekspor industri mamin sebesar USD31,17 miliar,lebih tinggi dibanding tahun 2019 yang mencapai USD27,36 miliar.Sementara itu, pada periode semester I tahun 2021, nilai ekspor industri mamin telah menembus USD19,59 miliar.
“Ini membuktikan bahwa produk mamin Indonesia banyak diminati oleh konsumen global. Hal ini tidak terlepas juga dari penggunaan digitalisasi yang akhirnya menghasilkan produk-produk berkualitas, dengan mampu memenuhi standar internasional,” sambungnya.
Putu optimistis, sesuai target dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, industri mamin nasional bisa menjadi pemain utama di kawasan ASEAN. Guna mencapai sasaran tersebut, diperlukan beberapa langkah strategis seperti mengurangi ketergantungan impor bahan produk agrikultural, membangun kemampuan industri mamin dalam mengemas produk yang simple dan aman, serta menguatkan kemampuan di pasar dunia dengan target menjadi pelaku utama ekspor lima besar dunia.
“Oleh karena itu, Kemenperin terus melakukan upaya-upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas industri mamin nasional agar mampu berkompetisi di tingkat global. Salah satu langkahnya adalah dengan mendorong penerapan teknologi industri 4.0 di sektor tersebut, mulai dari tahap desain produk hingga distribusi,” pungkasnya. (TYO)