sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dampak Covid-19, Sri Mulyani Soroti Masalah Gizi Anak dan Stunting

Economics editor Giri Hartomo
24/05/2021 15:02 WIB
Menteri Keuangan mengatakan pandemi sangat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi sisi kesehatan hingga perekonomian, termasuk juga soal gizi anak.
MNC Media
MNC Media

IDXChannel- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pandemi sangat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi sisi kesehatan hingga perekonomian masyarakat. Bahkan, dampak sosial ekonomi masyarakat akibat pandemi ini bisa memperburuk permasalahan gizi anak

"Bencana global, dengan adanya pandemi sangat berikan dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat dari sisi kesehatan, sosial hingga perekonomian. Dampak sosial ekonomi akibat pandemi memperburuk permasalahan gizi anak," ujarnya dalam acara Webinar Sosialisasi Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Insentif Daerah (DID), dan APBD 2022 untuk Percepatan Penurunan Stunting, Senin (24/5/2021). 

Menurut Sri Mulyani, pandemi covid-19 juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk menurunkan angka stunting. Apalagi, komitmen pemerintah menurunkan angka stunting ini sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). 

Sri Mulyani menjelaskan, pada tahun 2019, angka prevalensi stunting di Indonesia sudah mengalami penurunan. Namun jika dilihat dari persentasenya masih cukup tinggi karena berada di angka 27,7%. 

"Pandemi Covid-19 juga menambah tantangan pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting 14% di tahun 2024 seperti tertuang dalam RPJMN," ucapnya.

Sri Mulyani pun menjelaskan beberapa contoh hambatan penurunan angka stunting yang disebabkan oleh pandemi. Di antaranya adalah layanan masyarakat untuk imunisasi di posyandu menjadi terganggu.  

"Hambatan pencegahan stunting di masa pandemi adalah berkurangnya pelayanan kepada masyarakat akibat sosial dan physical distancing, di posyandu, kelas ibu hamil, bina keluarga balita, BKB dan PAUD," jelasnya. 

Selain itu, Menteri Keuangan juga menyebut akses makanan bergizi untuk penduduk miskin juga terganggu karena adanya hambatan pada produksi dan distribusi. Akibatnya, daya beli pangan masyarakat miskin juga menjadi berkurang. 

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement