IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan perang tarif yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membentuk landscape geopolitik dan ekonomi baru di dunia.
AHY mengatakan perang tarif tersebut menyeret kondisi global ke dalam situasi 'matinya multilateralisme'. Akibatnya, banyak negara yang saat ini mencari jalannya masing-masing untuk merespon kebijakan AS, dengan membuat kesepakatan sendiri antar dua negara saja alias hubungan bilateral.
"Perang tarif dilancarkan, relasi amerika dan China menjadi menarik dan bagaimana negara-negara di dunia harus bersikap, dalam menghadapi perang dagang dan perang tarif. Kita melihat tren baru, matinya multilateralisme," ujar AHY dalam acara MNC Forum LXXIX (79th) di iNews Tower, Kamis (15/5/2025).
AHY mengungkapkan kondisi tersebut akhirnya berdampak pada kurang eksisnya forum-forum ekonomi global yang sebelumnya dibentuk. Sebab, masing-masing negara mulai banyak yang menjalin kerja sama sendiri ketimbang membawa organisasi.
"Apakah (forum ekonomi) ini menjadi tidak efektif dan semua mencari jalan masing-masing sehingga bisa terjadi landscape geopolitik ekonomi baru yang harus kita pahami bersama, Indonesia tidak boleh salah memilih kawan, dan tidak boleh salah memposisikan dirinya," sambungnya.
AHY juga menyebut saat ini masing-masing negara perlu tindakan cepat untuk merespon situasi ekonomi global. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan perjanjian bilateral belakangan lebih diminati beberapa negara ketimbang multilateral.
"Apakah kemudian ini menjadi tren baru ketika deal antar negara one by one, atau lebih bilateral. Sedangkan forum-forum semacam itu bisa dikatakan mati suri," kata AHY.
"Forumnya ada, eksis, saling bertemu, tetapi mungkin hanya sekedar formalitas saja, karena masing-masing mengedepankan, kita tahu ada American First, kita juga ada misalnya Indonesia First," tambahnya.