sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dampingi Lawatan Prabowo ke Brasil, Kementerian ESDM Jajaki Kerja Sama Penguatan Bioenergi

Economics editor Nia Deviyana
10/07/2025 15:56 WIB
Sejalan dengan agenda tersebut, Bahlil menegaskan Indonesia melihat Brasil sebagai mitra penting dalam transisi energi. 
Dampingi Lawatan Prabowo ke Brasil, Kementerian ESDM Jajaki Kerja Sama Penguatan Bioenergi. Foto: Kementerian ESDM.
Dampingi Lawatan Prabowo ke Brasil, Kementerian ESDM Jajaki Kerja Sama Penguatan Bioenergi. Foto: Kementerian ESDM.

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki kerja sama bioenergi saat mendampingi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Brasilia, Brasil, Rabu (9/7/2025) waktu setempat. 

Dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, isu energi bersih, ketahanan iklim, dan penguatan kerja sama bioenergi menjadi salah satu isu yang dibahas di tengah meningkatnya tantangan global terhadap transisi energi dan perubahan iklim.

Sejalan dengan agenda tersebut, Bahlil menegaskan Indonesia melihat Brasil sebagai mitra penting dalam transisi energi. 

"Brasil telah membuktikan dirinya dalam pemanfaatan energi rendah karbon, pengalaman mereka menjadi referensi penting bagi Indonesia yang sedang mempercepat bauran energi bersih," ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di sela-sela kunjungan.

Untuk diketahui, 88 persen pasokan listrik Brasil berasal dari sumber energi rendah karbon seperti tenaga air, angin, surya, dan bioenergi. 

Inisiatif Brasil dalam mengembangkan bioetanol dari tebu juga telah menjadikan negara tersebut produsen etanol terbesar kedua di dunia. Model ini dianggap sangat relevan dengan rencana Indonesia yang saat ini tengah memperluas penggunaan biofuel, termasuk melalui pengembangan bahan baku baru.

"Pengembangan bioetanol merupakan bagian dari strategi nasional untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan inklusif. Selain mendukung transisi energi dan membuka peluang ekonomi baru di daerah, langkah ini juga selaras dengan potensi kerja sama bersama Brasil yang telah memiliki pengalaman panjang dalam mengembangkan bioenergi," kata Bahlil.

Presiden Prabowo turut menggarisbawahi pentingnya pengalaman Brasil dalam pengembangan biofuel dan sektor pertanian yang terintegrasi. 

Menurutnya, inovasi Brasil dalam kedua bidang tersebut telah memberikan dampak nyata bagi perekonomian dan ketahanan energi, serta menjadi contoh berharga bagi Indonesia.

"Kami melihat keberhasilan anda (Brasil) dalam mengembangkan biofuel, dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Anda capai," ujar Prabowo dalam pertemuan tersebut.

Komitmen Indonesia dalam memperkuat pemanfaatan bioenergi ditegaskan melalui penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN). 

Aturan ini mengatur tata kelola biofuel, termasuk bioethanol secara komprehensif, mulai dari pengusahaan, distribusi, hingga pemanfaatannya di sektor transportasi, dengan insentif bagi pelaku usaha.

"Permen ini menjadi landasan penting bagi kita dalam memperkuat ekosistem bioenergi nasional. Kerja sama dengan Brasil di bidang teknologi, riset, dan peningkatan kapasitas sangat potensial untuk mempercepat implementasi kebijakan ini di lapangan," kata Bahlil.

Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan uji pasar terhadap bioetanol melalui produk Pertamax Green 95, yakni bensin RON 95 yang dicampur dengan 5 persen etanol (E5), yang kini mulai tersedia di beberapa SPBU Pertamina.

Sebagai informasi, kerja sama Indonesia-Brasil sendiri telah diikat dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP) di bidang energi dan pertambangan sejak 2008. 

Cakupannya meliputi kegiatan hulu-hilir, riset, pelatihan, serta pertukaran informasi dan proyek bersama. Kunjungan kenegaraan kali ini diharapkan dapat mengaktifkan kembali implementasi teknis dari MoU tersebut.

Dengan latar belakang perdagangan bilateral yang mencapai USD6,34 miliar pada 2024, momentum kunjungan ini diharapkan mampu memperdalam investasi dan transfer teknologi di sektor energi, mendukung misi transisi hijau, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis global dalam menghadapi perubahan iklim.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement