sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Danantara dan INA Bakal Investasi di Proyek Milik Chandra Asri (TPIA), Ini Alasannya

Economics editor Rahmat Fiansyah
17/06/2025 14:53 WIB
Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) menjajaki investasi bersama PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) menjajaki investasi bersama PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). (Foto: Dok: Chandra Asri)
Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) menjajaki investasi bersama PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). (Foto: Dok: Chandra Asri)

IDXChannel - Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) menjajaki investasi bersama PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Kedua Sovereign Wealth Fund (SWF) milik pemerintah itu tertarik terlibat dalam pengembangan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC).

Danantara, INA, dan TPIA telah meneken Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau Mou). Nilai investasi bersama tersebut diperkirakan mencapai USD800 juta atau setara Rp1,3 triliun dengan asumsi kurs dolar AS Rp16.300. 

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir mengatakan, kemitraan ini sangat penting dan strategis, serta sesuai dengan prioritas pembangunan nasional. Apalagi pabrik Chlor-Alkali yang saat ini dikembangkan Chandra Asri saat ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional, kolaborasi ini mendukung pengembangan industri yang scalable dan mampu mengurangi impor, dengan potensi pertumbuhan jangka panjang," kata Pandu melalui keterangan resmi, Selasa (17/6/2025).

Menurut Pandu, sektor kimia memainkan peran penting dalam berbagai rantai nilai -mulai dari manufaktur hingga transisi energi, khususnya dalam pengolahan nikel dan pemurnian alumina. Investasi tersebut dinilainya bakal memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk penting seperti soda kaustik dan Ethylene Dichloride.

"Di Danantara Indonesia, kami menyambut baik kemitraan global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi di tengah dinamika ekonomi Asia,” ujar Pandu.

Sementara itu, CEO INA, Ridha Wirakusumah menambahkan, kemitraan bersama TPIA merupakan komitmen bersama INA dan Danantara untuk memperkuat fondasi industri Indonesia melalui peningkatan kapasitas produksi dalam negeri dan pengurangan ketergantungan impor terhadap bahan baku utama yang penting bagi berbagai sektor nasional. 

"Dengan menggabungkan kekuatan investor institusi dan pemimpin industri, kami tidak hanya menjawab kebutuhan akan keamanan pasokan strategis, tetapi juga membangun landasan bagi pertumbuhan industri jangka panjang yang scalable, yang pada akhirnya memperkuat daya saing dan ketahanan Indonesia di kancah ekonomi global," katanya.

"Kolaborasi ini sejalan dengan mandat investasi jangka panjang kami untuk menggerakkan modal yang mendukung prioritas nasional, memperkuat ketahanan industri, serta berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan," ujar Ridha.

Pabrik Chlor-Alkali dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan Chandra Asri Group. Saat ini, proyek tersebut berada pada fase pertama yang mencakup pembangunan pabrik dengan kapasitas produksi 400 ribu ton soda kaustik padat per tahun dan 500 ribu ton ethylene dichloride per tahun.

Fase kedua dari proyek ini akan difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi Chlor-Alkali serta pengembangan produk turunan dari klorin. Saat ini, studi kelayakan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi produk hilir berbasis klorin yang dapat menciptakan nilai tambah lebih besar dan mendukung pertumbuhan industri dalam negeri.

Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra menyebut, proyek ini merupakan langkah penting bagi perseroan untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan industri nasional dan memperkuat ekonomi Indonesia.

"Masuknya Danantara Indonesia dan INA mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan industri kimia di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami membangun fondasi yang kuat untuk mendorong pengembangan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Erwin.

Produk Ethylene Dichloride dari pabrik ini akan diekspor dan berpotensi menghasilkan devisa hingga Rp5 triliun per tahun. Sementara untuk produksi soda kauistik diprediksi menghemat devisa sekitar Rp4,9 triliun setiap tahunnya.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement