Mesir memiliki populasi lebih dari 100 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Ibu Kota Kairo, dengan populasi sekitar 20 juta, terbentang ke gurun sekitarnya.
Untuk memenuhi pertumbuhan itu, kereta cepat cocok dengan pengeluaran infrastruktur yang lebih luas di Mesir, termasuk ibu kota barunya, 30 mil di timur Kairo. "(Kereta) akan memangkas waktu perjalanan dan itu akan menjadikan kereta sebagai pilihan perjalanan yang paling efektif," ujar CEO Siemens Mobility, Michael Peter.
"Di Mesir, populasi tumbuh, ekonomi tumbuh -- sehingga akan menarik lebih banyak lalu lintas dan pertanyaannya adalah jenis transportasi apa yang akan digunakan orang dan barang," imbuhnya seperti dikutip dari CNN Internasional, Jumat (17/9/2021).
Menurut Siemens, sambungan tersebut akan mengangkut lebih dari 30 juta orang per tahun dan akan memangkas waktu tempuh sebanyak 50%, serta meningkatkan kapasitas angkut sebesar 15%.
"Kereta berkecepatan tinggi akan memperkuat infrastruktur daerah yang dilaluinya dan membantu mencapai urban sprawl," kata Menteri Transportasi Mesir, Kamel El-Wazir, dalam siaran pers.