IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, membanggakan kesuksesan pemerintah Indonesia dalam menekan angka penyebaran Covid-19. Hal itu dia sampaikan kepada Menkeu Singapura, Lawrence Wong, di sela-sela pertemuan para menteri keuangan dan kesehatan dari negara-negara anggota G20.
Kata dia, Indonesia mengalami kenaikan signifikan kasus positif covid-19 pada bulan Juli 2021 karena varian Delta, namun kondisi sekarang kondisi telah terkendali dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sampai ke level kecamatan dan desa.
"Selain efektif menekan penyebaran kasus positif, PPKM dengan melibatkan aparat Polri dan TNI juga mendukung pemulihan ekonomi," jelas Menkeu di Jakarta, Sabtu (30/10/2021).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua sebesar 7,1% dan diharapkan mencapai 4% pada akhir 2021. Pertumbuhan penerimaan negara sekitar 16,9% didukung dari harga komoditas, khususnya batu bara, nikel, dan CPO.
Menkeu juga membeberkan pengenaan pajak terhadap perdagangan karbon yang diterapkan pada UU Harmonisasi Perpajakan. "Saat ini, Indonesia juga sedang memikirkan mengenai bagaimana mekanisme pasar komoditas dan pasar modal terkait perdagangan karbon." ungkap Menkeu.
Dalam agenda COP 26 di Glasgow, Indonesia bersama Asian Development Bank (ADB) akan meluncurkan program Energy Transition Mechanism (ETM) yang akan ditindaklanjuti mengenai mekanisme coal power plant early retirement. Terkait hal ini, Pemerintah telah berbicara dengan para produsen pembangkit listrik berbahan baku batubara.
Sementara itu, Menkeu Singapura menyebut para pendatang ke Singapura dibagi 4 kategori perlakuan karantina berdasarkan risiko. Indonesia saat ini berada dalam kategori 3 dan rencananya akan diturunkan ke level 2.
Singapura sendiri sedang mengalami kenaikan signifikan kasus positif covid-19 dan meyakini hal ini dapat diatasi dengan natural immunity. Dalam pertemuan tersebut, Lawrence Wong memaparkan target perekonomian Singapura yang dipatok sebesar 6-7% pada tahun 2021.
Singapura juga menginginkan kerja sama dalam penanganan perubahan iklim khususnya dalam bidang energi.
"Kerja sama difokuskan pada taksonomi, yakni memperkenalkan good transition projects, dan carbon trading yang berhubungan dengan pembiayaan hijau (green financing)," tandasnya. (TYO)