sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Depan Presiden Korsel, Jokowi Minta Grand Package Investasi USD9,8 Miliar Dimulai di 2023

Economics editor Raka Dwi Novianto
08/09/2023 15:57 WIB
Jokowi meminta LG dan mitranya mempercepat realisasi grand package investasi senilai 9,8 miliar USD dan untuk konstruksi pabrik katoda di Batam.
Depan Presiden Korsel, Jokowi Minta Grand Package Investasi USD9,8 Miliar Dimulai di 2023. (Foto: Biro Pers Setpres)
Depan Presiden Korsel, Jokowi Minta Grand Package Investasi USD9,8 Miliar Dimulai di 2023. (Foto: Biro Pers Setpres)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat sejumlah isu saat bertemu dengan Presiden Republik Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dalam pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 8 September 2023. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan salah satu yang dibahas Jokowi yaitu optimisme peningkatan kerja sama investasi antara Indonesia dan Republik Korea dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik. 

Selain itu, Jokowi meminta komitmen investasi dan rencana konstruksi pabrik Katoda oleh Korsel dimulai segera.

“Bapak Presiden juga menyambut baik komitmen LG dengan mitra-mitranya di Indonesia untuk mempercepat realisasi grand package investasi senilai 9,8 miliar USD dan untuk konstruksi pabrik katoda di Batam. Bapak Presiden mengharapkan agar semuanya dapat dimulai tahun ini yang melibatkan BUMN Indonesia dan pengusaha daerah,” ucap Retno. 

Kepala Negara juga mendorong peningkatan kerja sama di bidang pertanian dan ekonomi hijau. Dia berharap agar produksi pertanian Indonesia dapat memiliki akses yang lebih besar di pasar Korea. 

“Bapak Presiden juga mengharapkan peningkatan kapasitas dan teknologi agar produk pertanian dapat memenuhi standar di Korea Selatan,” katanya. 

Tidak hanya itu, menurut Retno, Jokowi juga berharap agar kerja sama antara Indonesia dan Republik Korea di bidang pengembangan infrastruktur transportasi dan kesehatan dapat segera terlaksana. Kepala Negara pun turut mengapresiasi dukungan Republik Korea dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota pintar atau smart city.

“Bapak Presiden juga mengapresiasi dukungan pemerintah Korea Selatan untuk pembangun IKN sebagai smart city dan mengharapkan dukungan Korea Selatan untuk sektor SDM (sumber daya manusia) dan digitalisasi birokrasi khususnya untuk mempercepat transformasi birokrasi,” kata Retno. 

Isu terakhir yang dibahas keduanya yaitu mengenai pekerja migran Indonesia (PMI). Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi atas peningkatan kuota PMI yang dapat bekerja secara profesional di Republik Korea.

“(Presiden) memohon penguatan pelindungan dan juga mengharapkan agar penguatan pelindungan ini sesuai dengan apa yang sudah disepakati di IK-CEPA (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement) dan kita akan dapat mulai melakukan pengiriman pekerja profesional,” pungkas Retno.

(FRI) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement