IDXChannel - Rusia terus berupaya memperluas jaringan sistem pembayaran besutannya sendiri, kartu mir, sebagai langkah agar tetap dapat terkoneksi dengan sistem keuangan dunia usai mendapatkan sejumlah sanksi pasca kebijakan invasinya ke Ukraina.
Salah satu bentuk sanksi yang paling memberatkan, diantaranya, adalah ditangguhkannya operasional VISA dan MAstercard Inc untuk wilayah Rusia. Dengan begitu, seluruh kartu pembayaran terbitan dua sistem pembayaran internasional ini tidak lagi dapat digunakan untuk bertransaksi di seluruh wilayah Negeri Beruang Merah.
Terbaru, Amerika Serikat (AS) juga telah menjatuhkan sanksi kepada Kepala Eksekutif Sistem Pembayaran Kartu Nasional Bank Rusia (NSPK), Kamis (15/9/2022) lalu. Karenanya, keberadaan Mir semakin penting bagi Rusia untuk melepaskan ketergantungannya terhadap sistem keuangan dunia, yang harus diakui masih sangat didominasi oleh dunia Barat.
“Rusia telah bergegas menemukan cara baru untuk memproses pembayaran dan melakukan transaksi. Secara langsung dan tidak langsung, teknokrat keuangan Rusia telah mendukung perang tak beralasan Kremlin melawan Ukraina," tulis Departemen Keuangan AS, dalam pernyataan resminya, sebagaimana dilansir Reuters, pekan lalu.
Sejumlah negara, seperti Kuba, Korea Selatan, Turki, dan Vietanam dikabarkan bakal segera bergabung dengan jejaring sistem kartu Mir buatan Rusia. Iran pun diyakini bakal segera menyusul, mengingat komunikasi kedua negara yang cukup intens dalam beberapa waktu terakhir.
Bank Sentral Rusia menegaskan bahwa kartu Mir masih akan terus berfungsi dan akan melencarkan perluasan geografi penerimaan kartu Mir.
“Mitra asing sendiri mengambil keputusan tentang membuka infrastruktur mereka untuk menerima kartu Mir. Pada saat yang sama, kami bermaksud untuk melanjutkan dialog tentang perluasan geografi penerimaan kartu Mir,” tulis, Bank Sentral Rusia, dalam pernyataan resminya.
Departemen Keuangan AS kemudian menduga bahwa Rusia melalui sistem pembayaran kartu Mir ini berusaha untuk menghindari sanksi yang dijatuhkan AS dan Eropa. Departemen Keuangan AS telah memasukkan 22 orang ke dalam daftar hitam, termasuk Vladimir Komlev selaku kepala NSPK.
"Dalam perannya, Komlev telah mempromosikan jaringan Mir di negara lain, yang pada akhirnya dapat membantu Rusia menghindari sanksi internasional," tegas Departemen Keuangan AS.
Penulis: Ribka Christiana