IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diduga ikut terlibat dalam bisnis tes PCR Covid-19.
Juru Bicara Menteri Luhut Binsar Jodi Mahardi angkat bicara dan mengatakan dengan adanya pelaporan tersebut idak ada masalah dan hal yang perlu di khawatirkan.
"Pak Luhut sendiri tidak merasa khawatir dengan laporan tersebut, karena memang tidak ada yang ditutupi, apalagi untuk tujuan bisnis pribadi. Tidak pernah ada keuntungan pribadi dalam bentuk apa pun yang diterima Pak Luhut dari bantuan yang selama ini diberikan. Semua yang dilakukan Pak Luhut selama ini adalah bentuk kontribusi dan pengabdiannya untuk negara," kata Jubir Menko Luhut Jodi Mahardi saat dihubungi MNC Portal, Jumat (5/11/2021).
Sebagai negara demokrasi Jubir Menko Luhut menyampaikan semua setara di mata hukum, dan siapa pun ber hak untuk membuat laporan selama memenuhi syarat.
"Ya kami menghargai hal itu. siapa pun punya hak untuk membuat laporan seperti itu, selama memenuhi syarat dan kualitas pengaduan sesuai mekanisme hukum di KPK. Kita menghargai proses itu,” paparnya.
Jubir Luhut menekankan apa yang telah dilakukan Menko Luhut Binsar sejak pada awal masa pandemi tahun lalu di mana banyak negara berebut alat PCR dan Menteri Luhut banyak berkontribusi.
“Ketika terjadi situasi darurat pada awal masa pandemi tahun lalu di mana banyak negara berebut alat PCR, alat ekstraksi rNA, reagen buat PCR dan buat rNA, dan sebagainya, sehingga pak Luhut tergerak untuk membantu supaya saat itu Indonesia punya fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar,” ungkapnya.
Keuntungan yang diperoleh dari GSI digunakan untuk bermanfaat bagi masyarakat, seperti untuk memberikan tes swab gratis dan juga genome sequencing secara gratis dalam rangka membantu pemerintah melallui Kementerian Kesehatan.
Jodi Mahardi menilai segala pengambilan kebijakan terkait PPKM juga dilakukan secara transparan untuk kepentingan masyarakat hingga Kebijakan PPKM terbukti berhasil menurunkan kasus Covid di Indonesia. (RAMA)