sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Diminta Jual Produk Lokal, Pedagang Thrifting di Pasar Senen Kompak Menolak

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
31/03/2023 08:47 WIB
Pedagang thrifting menolak ajakan pemerintah beralih berjualan produk second impor menjadi produk lokal.
Diminta Jual Produk Lokal, Pedagang Thrifting di Pasar Senen Kompak Menolak. (Foto MNC Media).
Diminta Jual Produk Lokal, Pedagang Thrifting di Pasar Senen Kompak Menolak. (Foto MNC Media).

Dengan harga segitu, kalangan menengah ke bawah bisa membeli. Pedagang asongan, tukang becak, supir angkot, ibu rumah tangga, pelajar, hingga pekerja. 

"Dengan produk pakaian bekas orang beli branded dengan harga murah, apakah produk lokal bisa bersaing? Orang terbantu loh pakai baju bekas ini dengan murah ada yang seribu kalau obralan, yang branded lagi paling murah Rp50.000, paling mahal Rp300ribu, apalagi? Jadi ini bukan solusi dong ceritanya," tutur Laura. 

Senada, Pedagang thrifting bernama Deri juga mengatakan tidak setuju dengan rencana pemerintah tersebut. Menurutnya, mengganti pakaian thrifting dengan pakaian lokal bukanlah langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah. 

Ia menilai, pakaian thrifting memiliki banyak keunggulan dibandingkan pakaian lokal. 

"Kurang greget saja kalau barang lokal itu karena kalau namanya impor itu kan sudah ketahuan barangnya, modelnya, dari segi bahannya, kualitasnya juga bagus semua walaupun barangnya, barang second. Tapi kalau mau diganti dengan barang baru kayaknya bukan suatu jalan yang tepat, bukan menyelesaikan masalah itu namanya," ungkap Deri. 

Di samping itu, Deri menuturkan, tindakan pemusnahan pakaian bekas oleh pemerintah membawa dampak buruk bagi usahanya. Pembeli menurun drastis sehingga omzet yang didapat pun turut melandai. Dari sebelumnya Rp1 juta per hari menjadi sekitar Rp500 ribu per hari. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement