Dia mencatat mekanisme subsidi BBM yang tidak tepat sasaran harus segera diubah karena yang menikmati subsidi bahan bakar selama ini justru mereka yang tergolong kelas menengah ke atas. Karena itu, reformasi subsidi BBM harus dilakukan agar tidak membebani APBN.
"Data masyarakat kecil sudah ada, tinggal di upgrade data sehingga masyarakat yang butuh akan mendapatkan subsidi, sekarang kan banyak yang menikmati subsidi BBM ada mobil-mobil mewah," tutur dia.
Dari harga keekonomian, harga BBM di Indonesia juga relatif lebih murah dibanding negara lain. Misalnya harga BBM jenis Pertalite di Eropa dan Singapura yang berada di angka Rp30.000 per liter.
"Di Uni Eropa sudah Rp30.000 dan di negara Singapura di angka seperti itu, memang disparitasnya sudah tinggi sekali, Harga BBM kita tidak terlalu murah, tapi sudah murah," katanya.