Tidak kalah penting, nilai tambah dan efisiensi di sektor pertanian perlu ditingkatkan melalui penggunaan inovasi pertanian untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi susut panen.
"Presiden terpilih nanti perlu mengevaluasi prosedur investasi di sektor pertanian untuk menarik minat investor," ungkap Aditya.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pertanian pada 2014-2022 tumbuh sekitar 28 persen dari yang tadinya Rp13 triliun menjadi Rp43,5 triliun.
Meski demikian, terjadi penurunan pada 2020-2022 akibat pandemi Covid-19.Namun pada tahun 2022 nilainya kembali meningkat menjadi Rp38,8 triliun atau tumbuh sebesar 32 persen.
Investasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan adopsi mekanisasi dan teknologi pertanian, teknik budi daya yang baik, perluasan jaringan irigasi, serta mitigasi perubahan iklim dengan modifikasi cuaca.