IDXChannel - Mata dunia saat ini tengah tertuju pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan.
BRICS merupakan singkatan dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa. Ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill menciptakan istilah BRIC (tanpa Afrika Selatan) pada tahun 2001.
Ekonom tersebut mengklaim bahwa pada 2050 keempat negara BRIC akan mendominasi perekonomian global. Sementara Afrika Selatan resmi menjadi anggota BRICS pada 2010.
Pada Kamis (24/8), BRICS sepakat untuk menerima Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina, dan Uni Emirat Arab untuk masuk ke dalam keanggotaan organisasi tersebut.
Ukuran produk domestik bruto (PDB) BRICS juga diramalkan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Menurut proyeksi Statista, pada 2028, PDB China diperkirakan akan mencapai USD27,49 triliun, India sebesar USD5,57 triliun, Brazil 2,76 triliun, Rusia, USD2,27 triliun dan Afrika Selatan USD468,56 miliar. (Lihat grafik di bawah ini.)
Indonesia diwakili oleh presiden Joko Widodo jugu turut hadir dalam gelaran KTT tersebut. Presiden Jokowi, sapaan akrabnya, juga menyampaikan pidato dan menyampaikan beberapa poin penting.
Dalam pidatonya, Jokowi mengajak semua negara berkembang untuk bersatu.
"Negara berkembang harus bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya, diskriminasi perdagangan harus kita tolak, hilirisasi industri tidak boleh dihalangi," kata Jokowi di KTT BRICS, di Afrika Selatan, yang disiarkan lewat YouTube Presiden Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).
Jokowi juga menegaskan negara berkembang harus bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya. Termasuk hilirisasi industri yang semestinya tidak dihalangi.
"Diskriminasi perdagangan harus kita tolak, hilirisasi industri tidak boleh dihalangi. Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif. BRICS dapat menjadi bagian terdepan untuk memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil," kata Jokowi.
Jokowi juga menegaskan RI masih akan mengkaji serta memempertimbangkan untuk masuk menjadi anggota BRICS.
Menurut Presiden Jokowi, meskipun demikian hubungan Indonesia dengan negara-negara anggota BRICS saat ini sudah dinilai sangat baik khususnya dalam bidang ekonomi.
“Hubungan kita dengan kelima anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi,” ungkap presiden kelahiran Solo tersebut.
Peran BRICS Dalam Perekonomian Global
Salah satu kontribusi BRICS dalam ekonomi dunia adalah upaya dedolarisasi. Diketahui negara-negara yang tergabung dalam BRICS gencar untuk melakukan transaksi antar negara tanpa menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).
New Development Bank (NDB) atau Bank BRICS selaku pemberi pinjaman multilateral yang didirikan oleh BRICS juga akan meningkatkan porsi pendanaan dalam mata uang lokal. Angkanya menjadi 30 persen dari sebelumnya 20 persen. Hal itu disampaikan pejabat Bank BRICS di sela-sela pertemuan KTT BRICS.
"Kami akan meningkatkan penggunaan mata uang lokal. Ini bukan berarti kami melakukan dedolarisasi atau menjauh dari dolar. Kami hanya ingin meningkatkan lebih banyak pembiayaan dalam mata uang lokal," ujar CFO Bank BRICS Leslie Maasdorp, dikutip Bloomberg, Kamis (24/8/2023).
Tujuan dari adanya dedolarisasi adalah untuk mengurangi dominasi dolar dalam perdagangan internasional.