IDXChannel - Ekosistem investasi dalam negeri terus digenjot pemerintah. Langkah itu seiring dengan target nilai investasi di tahun 2021 yang mencapai Rp 900 triliun.
Dalam pidato kenegaraannya di sidang tahunan DPR/MPR, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencaatat, investasi di sejumlah sektor industri akan memperkuat perkembangan ekonomi nasional yang didasarkan pada pendekatan inovasi dan teknologi.
Bahkan, perkembangan investasi menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkeadilan.
"Perkembangan investasi harus menjadi bagian terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Peningkatan kelas pengusaha UMKM menjadi agenda utama," ujar Jokowi, Senin (16/8/2021).
Adapun, tujuan investasi di sejumlah sektor yang disebut Kepala Negara diantaranya, memperkuat ekonomi berbasis inovasi dan teknologi, khususnya ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.
Kemudian, sektor pangan untuk tercapainya kemandirian pangan nasional. Transformasi menuju energi baru dan terbarukan (EBT). Konsolidasi kekuatan riset nasional agar sejalan dengan agenda pembangunan nasional. Sinergi dunia pendidikan dengan industri dan pengembangan kewirausahaan.
Di sektor usaha mikro atau UMKM, investtasi mendorong peningkatan kelas pengusaha. Saat ini, pemerintah tengah melalkukan kemudahan untuk menumbuhkan kinerja bisnis UMKM, termasuk kemitraan strategis dengan perusahaan besar yang bertujuan agar UMKM masuk dalam rantai pasok global.
"Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk UMKM, serta meningkatkan pemerataan dan kemandirian ekonomi masyarakat," kata dia.
Perluasan akses pasar bagi produk-produk dalam negeri menjadi perhatian serius pemerintah. Jokowi menilai, program Bangga Buatan Indonesia terus digencarkan, sembari meningkatkan daya saing produk lokal dalam kompetisi global.
Pemerintah juga terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar jumlahnya terus bertambah.
Hingga Agustus tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau 22 persen dari total UMKM yang sudah bergabung dengan aplikasi perdagangan elektronik. Partisipasi dalam ekonomi digital dinilau penting karena potensinya yang sangat besar dan mempermudah UMKM untuk masuk ke rantai pasok global.
(SANDY)